Graphic designer (desainer grafis) merupakan sebuah pekerjaan menciptakan ilustrasi, tipografi, fotografi, atau grafis motion baik untuk penerbit maupun media cetak dan elektronik. Seorang graphic designer bertanggung jawab atas tampilan pada media promosi suatu produk. Tugasnya menyampaikan informasi mengenai suatu produk secara menarik dengan mengakomodasi keinginan klien.
Graphic designer tidak hanya bisa berkarier di media, tapi bisa juga di berbagai industri terutama industri jasa (telekomunikasi, periklanan, fotografi, pendidikan, konstruksi, teknologi informasi) maupun industri manufaktur (tekstil, garmen, mode, otomotif, elektronik).
Graphic designer juga berperan dalam memecahkan masalah yang timbul di lingkup tertentu lewat iklan layanan masyarakat. Menjadi seorang graphic designer tidak harus jago menggambar, tapi sebaiknya memiliki kemampuan dasar menggambar supaya mudah dalam menuangkan ide-ide kreatif ke dalam bentuk visual. Selain itu, kemampuan menggunakan graphic software juga diperlukan untuk menunjang pembuatan ilustrasi.
Kalau kamu ingin menjadi desainer grafis tentu kamu harus akrab dengan software Adobe Photoshop. Menurut medium.com, software ini pertama kali dirancang tahun 1988 oleh Thomas and John Knoll baru kemudian dirilis pada 1990.
Meski software andalan para desainer grafis baru ditemukan di akhir abad 20, ternyata konsep desain grafis sudah ada sejak antara 2.500 sampai 1.400 tahun sebelum masehi lewat piktograf dari bangsa Sumeria and Hieroglif milik bangsa mesir kuno.
Dilansir dari situs designhill.com, ide mendesain logo ternyata bukan milik para desainer grafis modern lho. Desain logo dipercaya sudah ada sejak abad ke 13 saat bangsa mesir kuno menandai hewan ternak mereka dengan huruf hieroglif.
Kalau Quipperian hobi membuat desain grafis ataupun melakukan editing grafis, kamu bisa menjual jasa pada orang maupun perusahaan yang membutuhkan keahlianmu. Dengan menekuni hobi desain grafis, kamu bisa menarup untung besar.
Kalau Quipperian adalah seorang introvert yang punya kreativitas tinggi, bisa banget menggeluti profesi graphic designer. Dikutip dari Liputan6, pekerjaan ini tidak mewajibkanmu untuk berinteraksi dengan banyak orang, paling cuma brief dari atasan atau meeting bareng klien bahas desain. Cocok banget deh untuk seorang interovert.
Dilansir dari Liputan6, dunia desain grafis telah bertransformasi begitu hebat, menjadi lebih modern dan canggih. Sistem digital kini juga banyak memberi ruang untuk para graphic designer mengembangkan keahliannya. Profesi yang banyak dibutuhkan perusahaan ini sangat cocok deh untuk para milenial.
Memadukan unsur seni, visual, dan bahasa dalam sebuah desain untuk menyampaikan suatu pesan.
Membuat desain yang komunikatif dan mudah dipahami dari tampilan visualnya.
Menyampaikan pesan dengan cara yang unik dan kreatif, misalnya dengan mengangkat fenomena yang terjadi di masyarakat.
Melakukan pendayagunaan elemen desain, layout, dan proses teknis, sehingga tercipta karya desain grafis yang sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan.
Memberikan solusi atas suatu permasalahan yang timbul dalam ruang lingkup tertentu, seperti lewat iklan layanan masyarakat.
Mengikuti perkembangan zaman agar inovasi desain yang diciptakan sesuai dengan kebutuhan zaman.
Kemampuan menggambar
Penguasaan graphic software
Keterampilan desain
Kemampuan berpikir kreatif
Kemampuan problem solving
Keterampilan komunikasi
Quipperian yang bekerja sebagai graphic designer di sebuah agency, biasanya akan tergabung di divisi kreatif. Nah, potensi pertumbuhan karier seorang graphic designer ke depannya, antara lain:
Junior Graphic Designer
Senior Graphic Designer
Art Director
Senior Art Director
Associate Creative Director
Creative Director
Quipperian pernah nonton serial televisi Desperate Housewives sama Ugly Betty? Tahu nggak sih kalau ternyata di balik sukses kedua serial televisi itu ada tangan dingin seorang graphic designer asal Indonesia? Dia adalah Yo Santosa. Meski Yo kecil senang menggambar karakter-karakter Jepang dan binatang, tak pernah terpikirkan olehnya kalau desain grafis akan jadi bagian dari perjalanan karier juga hidupnya. Semenjak kuliah di Art Center College of Design di Pasadena, ia mulai menyadari bahwa kecintaannya pada seni lebih dari sekadar hobi.
Selepas kuliah, Yo memulai kariernya di yU+co sebagai seorang desainer dan diangkat menjadi art director beberapa tahun kemudian. Ia banyak terlibat pengerjaan main title sequence ataupun opening show untuk serial televisi, seperti Desperate Housewives, Ugly Betty, dan the Triangle. Lewat ketiga serial tersebut, ia masuk nominasi penghargaan Emmy. Selain itu, Yo juga ambil bagian dalam beberapa film layar lebar, seperti My Super Ex-girlfriend, Cat Woman, Taking Lives, Paycheck, dan the Hulk.
Tak hanya dunia desain grafis, Yo ternyata juga punya kecintaan pada bidang jasa branding. Proyek pertamanya adalah Pinkberry, hidangan pencuci mulut frozen yogurt pertama di Amerika. Lewat tangan dinginnya, ia berhasil melejitkan nama Pinkberry, dari yang awalnya hanya perusahaan dengan penghasilan US$70 di bulan pertama kemudian dalam waktu dua tahun sukses melebarkan sayapnya dengan 70 toko di berbagai negara bagian di Amerika. Pinkberry diakui Yo sebagai proyek yang paling berkesan sepanjang hidupnya. Dari proyek itu pula, ia memberanikan diri untuk resign dari pekerjaanya dan bertekad untuk memulai membangun usahanya sendiri, Ferro-Concrete, perusahaan jasa branding dan desain grafis. Yo juga mengembangkan sayapnya lewat beberapa proyek, salah satunya kolaborasi antara dirinya bersama ibu dan adiknya dalam proyek Fruute.
Sumber: voaindonesia
Quipperian pernah nonton serial televisi Desperate Housewives sama Ugly Betty? Tahu nggak sih kalau ternyata di balik sukses kedua serial televisi itu ada tangan dingin seorang graphic designer asal Indonesia? Dia adalah Yo Santosa. Meski Yo kecil senang menggambar karakter-karakter Jepang dan binatang, tak pernah terpikirkan olehnya kalau desain grafis akan jadi bagian dari perjalanan karier juga hidupnya. Semenjak kuliah di Art Center College of Design di Pasadena, ia mulai menyadari bahwa kecintaannya pada seni lebih dari sekadar hobi.
Selepas kuliah, Yo memulai kariernya di yU+co sebagai seorang desainer dan diangkat menjadi art director beberapa tahun kemudian. Ia banyak terlibat pengerjaan main title sequence ataupun opening show untuk serial televisi, seperti Desperate Housewives, Ugly Betty, dan the Triangle. Lewat ketiga serial tersebut, ia masuk nominasi penghargaan Emmy. Selain itu, Yo juga ambil bagian dalam beberapa film layar lebar, seperti My Super Ex-girlfriend, Cat Woman, Taking Lives, Paycheck, dan the Hulk.
Tak hanya dunia desain grafis, Yo ternyata juga punya kecintaan pada bidang jasa branding. Proyek pertamanya adalah Pinkberry, hidangan pencuci mulut frozen yogurt pertama di Amerika. Lewat tangan dinginnya, ia berhasil melejitkan nama Pinkberry, dari yang awalnya hanya perusahaan dengan penghasilan US$70 di bulan pertama kemudian dalam waktu dua tahun sukses melebarkan sayapnya dengan 70 toko di berbagai negara bagian di Amerika. Pinkberry diakui Yo sebagai proyek yang paling berkesan sepanjang hidupnya. Dari proyek itu pula, ia memberanikan diri untuk resign dari pekerjaanya dan bertekad untuk memulai membangun usahanya sendiri, Ferro-Concrete, perusahaan jasa branding dan desain grafis. Yo juga mengembangkan sayapnya lewat beberapa proyek, salah satunya kolaborasi antara dirinya bersama ibu dan adiknya dalam proyek Fruute.
Sumber: voaindonesia