Event planner merupakan produser umum dari suatu acara. Misalnya product launching, exhibition, gathering, fun games, party planner, acara olahraga, festival budaya, ataupun kegiatan off air lainnya yang berkaitan sama layanan jasa hiburan (showbiz entertainment). Seorang event planner bertugas menyusun rencana dan mewujudkannya sesuai dengan tujuan suatu acara. Selain itu, event planner juga bertindak sebagai konsultan yang menyarankan komposisi dan arahan agar acara berlangsung sesuai dengan maksud dan tujuan.
Dalam pengerjaan dan pengelolaan acara, event planner dibantu oleh event organizer. Pekerjaan ini membutuhkan kemampuan untuk menggali ide-ide cemerlang untuk mewujudkan keinginan klien. Kehadiran event planner dan event organizer diharapkan membuat acara jadi terkonsep dan berlangsung sukses. Salah satu yang menarik dari profesi ini adalah jam kerjanya yang fleksibel, kerja pun tampak sangat mengasyikkan.
Menjalankan bisnis event planner maupun event organizer akan menguntungkan jika dikerjakan secara serius dan terus melakukan inovasi yang membuat orang tertarik. Dalam menjalankan bisnis ini Quipperian harus punya tim yang solid. Selain itu, juga perlu banyak mitra kerja lho, seperti pelaku bisnis penyewaan meja dan kursi, sound system, lighting, panggung atau scafholding beserta konstruksi rigging, desainer grafis, fotografer, videografer, pembawa acara, penampil acara, dan lainnya.
Bisnis di bidang layanan jasa event planner dan event organizer memang begitu menjanjikan. Disadur dari Detik.com, hal ini lantaran banyak orang maupun instansi ingin menggelar acara yang beda dari lainnya.
Konon katanya pendapatan kotor yang diterima untuk sekali penyelenggaraan acara bisa Rp300 juta sampai Rp500 juta lho! Kuncinya adalah selalu menghadirkan nuansa yang beda dengan konsep terbaru supaya tamu yang datang nggak bosan.
Salah satu tantangan yang dihadapi pelaku di bisnis ini adalah maraknya penjiplakan terhadap ide dan konsep. Bagaimana bisa? Melansir Detik.com, para pelaku bisnis ini kerap membuat portofolio di media sosial untuk menarik minat calon klien. Nah, dari situ orang bisa meniru ide dan konsep dari suatu acara.
Tahukah Quipperian, bisnis apa yang jadi tren di kalangan anak muda belakangan ini? Ya, party planner! Mengutip Okezone.com, banyak anak muda yang melirik peluang di bisnis party planner dengan bermodalkan ide dan kreativitas. Jenis pesta yang ditangani party planner sangat beragam, mulai dari birthday party, couple dinner, bachelorette party, bridal shower, baby shower, ataupun office party.
Membantu klien untuk menyelenggarakan acara yang diinginkan dan sesuai dengan anggarannya.
Mengajukan konsep-konsep yang menarik kepada klien.
Memberikan usul dan saran mengenai vendor untuk acara kepada klien.
Mengorganisir acara secara keseluruhan dalam berbagai aspek kebutuhan.
Melakukan koordinasi dengan seluruh vendor yang terlibat dalam acara.
Mengatur jadwal technical meeting dan gladi bersih.
Menyusun rundown secara keseluruhan dan menentukan job description masing-masing orang di tim untuk mengatur jalannya acara.
Melakukan evaluasi jalannya acara untuk meningkatkan pelayanan kepada klien.
Kemampuan berpikir kreatif
Kemampuan manajerial
Kemampuan melakukan analisis
Kemampuan problem solving
Kemampuan kerja tim
Keterampilan komunikasi
Keterampilan negosiasi
Kalau Quipperian tertarik untuk terjun di bidang event planner ataupun event organizer, bisa dicoba dengan merintis bisnis kecil-kecilan terlebih dahulu untuk menambah jam terbang dan menggali pengalaman. Misalnya dimulai dari merintis bisnis party planner kemudian meningkat jadi wedding planner, lama kelamaan bisa jadi concert planner. Terjun ke dunia bisnis berarti Quipperian bertindak sebagai bos. Selain itu, sebagai pemilik usaha kamu juga berkontribusi membuka lapangan pekerjaan lho. Nah, supaya bisa bertahan di tengah persaingan bisnis ini perlu konsistensi ketika memulai dan mengelolanya. Perlu kejelian dalam menangkap peluang, mengembangkan inovasi baru, tak lupa selalu menonjolkan kreativitas dan keunikan. Dari situ lama kelamaan cakupan usahamu makin luas, dari yang awalnya menangani acara perorangan lama kelamaan bisa meningkat jadi acara perusahaan atau instansi lainnya. Dari yang awalnya menangani acara lokal kemudian berkembang jadi acara di tingkat yang lebih tinggi. Dengan begitu pendapatan yang kamu terima juga semakin besar.
Terjunnya Ola Harika ke bisnis party planner tak pernah direncanakannya. Ketika hendak mengadakan pesta ulang tahun buah hatinya, ia mengurus semuanya sendiri seperti diberitakan dalam SWA. Mulai dari membuat table setting, mendekor, membuat cupcake dan hidangan lainnya, sampai membeli hadiah dilakukannya sendiri.
Dokumentasi hasil kreasinya itu kemudian diunggah ke akun Instagramnya. Ternyata respon teman-temannya begitu luar biasa, mereka minta dibuatkan untuk perayaan ulang tahun anaknya. Bak gayung bersambut, ada permintaan dan penawaran, ketemu deh titik keseimbangannya.
Ola pun akhirnya memutuskan untuk mendirikan Little Thoughts Planner di tahun 2011. Bisnis rintisannya makin moncer di era digital seperti sekarang ini. Ia menggunakan media sosial sebagai sarana promosi dan menggaet klien. Tak lupa ia juga gunakan word of mouth.
Meski bisnisnya sudah mapan, sampai sekarang Ola masih suka turun langsung ke lapangan untuk mengeksekusi konsepnya. Mengutip Tabloid Bintang, ternyata Ola memang suka ikut nguli. Belanja bahan ke Mayestik dan Tanah Abang, beli bunga ke Rawa Belong juga ia masih ia lakukan lho, Quipperian. Bahkan Ola rela menunggu acara sampai selesai demi memastikan segalanya berjalan sesuai dengan rencana.
Nilai lebih lainnya, ternyata Ola bisa dihubungi kapan aja lho, fast response pula. Klien juga bisa konsultasi by phone. Karena bagi Ola kantornya ada di ponselnya. Ia juga menyanggupi kalau ada klien yang nggak pengen berhubungan lewat perantara. Wih, totalitas banget kan? Nah, melalui kisah Ola mengelola bisnis party planner-nya ini, Quipperian bisa meniru bagaimana kerja keras Ola mengelola kliennya. Kan kalau klien puas, timbul tuh reputasi baik, akhirnya klien pun akan repeat order.
Terjunnya Ola Harika ke bisnis party planner tak pernah direncanakannya. Ketika hendak mengadakan pesta ulang tahun buah hatinya, ia mengurus semuanya sendiri seperti diberitakan dalam SWA. Mulai dari membuat table setting, mendekor, membuat cupcake dan hidangan lainnya, sampai membeli hadiah dilakukannya sendiri.
Dokumentasi hasil kreasinya itu kemudian diunggah ke akun Instagramnya. Ternyata respon teman-temannya begitu luar biasa, mereka minta dibuatkan untuk perayaan ulang tahun anaknya. Bak gayung bersambut, ada permintaan dan penawaran, ketemu deh titik keseimbangannya.
Ola pun akhirnya memutuskan untuk mendirikan Little Thoughts Planner di tahun 2011. Bisnis rintisannya makin moncer di era digital seperti sekarang ini. Ia menggunakan media sosial sebagai sarana promosi dan menggaet klien. Tak lupa ia juga gunakan word of mouth.
Meski bisnisnya sudah mapan, sampai sekarang Ola masih suka turun langsung ke lapangan untuk mengeksekusi konsepnya. Mengutip Tabloid Bintang, ternyata Ola memang suka ikut nguli. Belanja bahan ke Mayestik dan Tanah Abang, beli bunga ke Rawa Belong juga ia masih ia lakukan lho, Quipperian. Bahkan Ola rela menunggu acara sampai selesai demi memastikan segalanya berjalan sesuai dengan rencana.
Nilai lebih lainnya, ternyata Ola bisa dihubungi kapan aja lho, fast response pula. Klien juga bisa konsultasi by phone. Karena bagi Ola kantornya ada di ponselnya. Ia juga menyanggupi kalau ada klien yang nggak pengen berhubungan lewat perantara. Wih, totalitas banget kan? Nah, melalui kisah Ola mengelola bisnis party planner-nya ini, Quipperian bisa meniru bagaimana kerja keras Ola mengelola kliennya. Kan kalau klien puas, timbul tuh reputasi baik, akhirnya klien pun akan repeat order.